Ada Parade Surabaya Juang

Ada-Parade-Surabaya-Juang

Ada Parade Surabaya Juang -November saatnya berkunjung ke Surabaya. Saban bulan itu, kota ini memperingati Hari Pahlawan, dengan berbagai perayaan untuk mengenang para pahlawan dalam Perang Surabaya.

Perang besar usai berdirinya Republik Indonesia itu diperingati secara meriah dengan berbagai kegiatan. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur, kembali menggelar Parade Surabaya Juang pada Sabtu, 9 November 2019. Rangkaian kegiatan tahunan memperingati Hari Pahlawan tersebut mengambil tema “Wira Bangsa” (Pahlawan Bangsa). judi bola

“Tujuan utama kegiatan ini adalah ingin mentransformasikan nilai-nilai kebangsaan, kepahlawanan, dan semangat juang untuk generasi muda,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, Antiek Sugiharti, kepada Tempo, Rabu, 6 November 2019. sbobet

Seperti biasa, parade mengambil start dari Tugu Pahlawan dan finish di Taman Bungkul. Parade itu akan menampilkan sosok pahlawan nasional yang dikemas dalam latar belakang budaya Nusantara. “Itu mengartikan simbol keberagaman budaya Indonesia.” https://www.mrchensjackson.com/

Atiek mengatakan Parade Surabaya Juang merupakan rangkain akhir kegiatan memperingati Hari Pahlawan sebelum dipuncaki upacara tanggal 10 November 2019. Rangkain kegiatan itu sebelumnya diawali dengan teatrikal perobekan bendera di Hotel Yamato pada 19 September lalu.

Kegiatan lain yang sudah dilakukan sebelumnya adalah Heroik Track. Kegiatan itu mengajak para siswa-siswi sekolah dasar dan sekolah menengah pertama mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Surabaya, salah satu tempat yang dikunjungi adalah Taman Makam Pahlawan.

Selanjutnya Sekolah Kebangsaan, kegiatan ini digelar di tempat-tempat bersejarah dan diikuti para siswa. Dalam kegiatan ini, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, bersama para veteran memberikan penjelasan riwayat perjuangan para pahlawan serta apa yang terjadi di lokasi tersebut.

Tempat bersejarah yang dijadikan tempat Sekolah Kebangsaan salah satunya adalah Taman Sejarah atau dulu disebut Taman Jayengrono. Di taman yang berada di dekat Jembatan Merah tersebut terjadi pertempuran selama 3 hari (28-30 Oktober 1945) yang menewaskan Brigjen AWS Mallaby.

“Kemudian kemarin dilanjutkan Sumpah Merah Putih tanggal 26 Oktober lalu di Monumen Tugu Pahlawan,” kata Atiek. Dalam kegiatan tersebut, Risma mengajak ribuan pelajar membentangkan bendera merah putih sepanjang 2 kilometer mengelilingi Monumen Tugu Pahlawan.

Ribuan peserta meramaikan “Parade Surabaya Juang” 2018 dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November yang digelar mulai dari Tugu Pahlawan hingga Taman Bungkul, Kota Surabaya, Jatim, Minggu (11/11/2018).

“Alhamdulilllah ramai. Para peserta cukup antusias mengikuti Parade Surabaya Juang di Tugu Pahlawan,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Antiek Sugiharti seperti dilansir Antara.

Menurut dia, “Parade Surabaya Juang” tahun ini diikuti sekitar 10 ribu peserta, baik dari jajaran Pemkot Surabaya hingga jajaran kecamatan dan juga peserta dari luar daerah. Parade kali ini juga akan diikuti oleh 350 tim teatrikal, 10 kendaraan militer ANOA, 70 Jeep dari berbagai daerah dan juga 20 sepeda motor kuno.

Tidak ada perubahan konsep teatrikal “Parade Surabaya Juang” menyusul tiga orang meninggal dan belasan orang luka luka pada saat menonton drama kolosal “Surabaya Membara” yang digelar di Viaduk Jalan Pahlawan, Jumat (9/11) malam.

Antiek menyatakan, tidak ada perubahan konsep, meski sebelumnya sempat ada evaluasi terkait hal itu.

Ia mengatakan ada delapan spot yang dilalui pada saat teatrikal “Parade Surabaya Juang” dan setiap spot itu menampilkan pertunjukan yang berbeda-beda, mulai dari teatrikal, musik atau pembacaan puisi.

Adapun delapan spot tersebut berada di Tugu Pahlawan, Siola, Hotel Majapahit, Gedung Negara Grahadi, Bambu Runcing, Monumen Polisi Istimewa, SMA Santa Maria dan Taman Bungkul.

Alasan tidak merubah konsep yang ada, lanjut dia, dikarenakan pihaknya sudah mengantisipasi segala sesuatunya termasuk keamanan sejak lama terkait pelaksanaan “Parade Surabaya Juang”. Tentunya semua pihak berharap insiden Surabaya Membara tidak terulang.